SIARAN PERS
BANDAR LAMPUNG – Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Daerah Lampung bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandar Lampung menggelar Workshop “Meliput Isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR).” Kegiatan khusus bagi jurnalis profesional itu berlangsung di kantor PKBI Lampung, Gulak Galik, Telukbetung Utara, Bandar Lampung, Kamis, 24 Juni 2021, mulai pukul 08.30 WIB.
Direktur Eksekutif PKBI Lampung Burhibani mengatakan, liputan media mengenai HKSR remaja masih cenderung bias. Media belum optimal dan berpihak ketika meliput isu HKSR remaja. Pandangan media dalam mendefinisikan kekerasan seksual dan reproduksi hanya sebatas praktik seksual dan moral.
Hal tersebut menjadikan liputan hanya terfokus pada persoalan kesehatan seksual dan reproduksi dengan menyalahkan remaja. Misalnya, mengangkat isu seks bebas di kalangan remaja, soal keperawanan, aborsi, hingga kehamilan remaja sekolah yang tidak diinginkan.
Pun demikian dengan isu lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Kerangka liputan terkesan diskriminatif dan tidak ramah remaja.
“Padahal, berbicara mengenai kesehatan seksual dan reproduksi tidak hanya terfokus pada persoalan dimaksud. Tetapi, bagaimana meminimalkan persoalan dan pemenuhan HKSR. Oleh karena itu, peran media menjadi penting dalam menguatkan remaja untuk menyuarakan pemenuhan HKSR mereka,” kata Burhibani, Rabu, 23 Juni 2021.
Menurutnya, media massa memiliki fungsi mobilisasi. Maksudnya, bagaimana peran media dalam menyebarkan informasi dan mengampanyekan berbagai hal, seperti isu kesehatan seksual dan reproduksi remaja.
“Media menginterpretasikan fakta agar dapat dipahami masyarakat. Mempromosikan hal tersebut, sehingga membantu masyarakat mencapai solusi yang baik ihwal persoalan-persoalan pemenuhan HKSR remaja,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Ketua AJI Bandar Lampung Hendry Sihaloho. Jurnalis perlu terus-menerus meningkatkan kapasitas. Dengan pengetahuan dan pemahaman yang memadai, jurnalis dapat menghasilkan karya jurnalistik yang holisme dan substansial.
“Media diharapkan dapat menjadi ruang publik membangun diskursus untuk mencari solusi bersama yang fundamental, yaitu mendorong negara lebih serius memberikan pendidikan dan layanan HKSR remaja. Juga mengembangkan wacana publik lebih kritis dan mengontrol kekuasaan yang restriktif dan diskriminatif ihwal HKSR remaja, sehingga berorientasi melindungi,” kata dia.
Workshop “Meliput Isu HKSR” dibatasi hanya untuk 20 jurnalis. Peserta berasal dari berbagai perusahaan media di Lampung. Pelaksanaan workshop dengan mematuhi protokol kesehatan.(*)
Narahubung:
Dede Novrian (0896 3117 5340)